Pemantauan Kadar Teofilin Serum Penderita Status Asmatikus dengan Terapi Teofilin Injeksi di Rumah Sakit Dr. Soetomo

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan studi observasional prospektif yang dilakukan pada penderita status asmatikus yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Soetomo. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi diberikan terapi teofilin injeksi sesuai protokol rumah sakit. Sampel darah diambil pada interval waktu tertentu setelah pemberian teofilin untuk mengukur kadar teofilin serum menggunakan metode spektrofotometri. Data klinis dan demografis pasien juga dikumpulkan, termasuk usia, jenis kelamin, berat badan, fungsi hati dan ginjal, serta riwayat penggunaan obat lain yang berpotensi berinteraksi dengan teofilin.

Hasil Penelitian Farmasi

Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi kadar teofilin serum di antara pasien yang menerima terapi teofilin injeksi. Sebagian besar pasien mencapai kadar terapeutik teofilin serum, namun beberapa pasien menunjukkan kadar subterapeutik atau supraterapeutik. Faktor-faktor seperti fungsi hati dan ginjal yang terganggu, interaksi dengan obat lain, dan perbedaan metabolisme individu berkontribusi terhadap perbedaan kadar teofilin serum. Tidak ditemukan korelasi signifikan antara dosis teofilin yang diberikan dengan kadar serum yang dicapai, menunjukkan perlunya pemantauan individual.

Diskusi

Variasi kadar teofilin serum menekankan pentingnya pemantauan terapeutik obat untuk mengoptimalkan efektivitas dan keamanan terapi. Teofilin memiliki indeks terapi yang sempit, sehingga pemantauan kadar serum sangat krusial untuk menghindari efek samping toksik seperti aritmia jantung dan kejang. Hasil ini juga menunjukkan bahwa dosis standar mungkin tidak sesuai untuk semua pasien, terutama mereka dengan fungsi organ yang terganggu atau yang menggunakan obat lain yang berinteraksi dengan teofilin.

Implikasi Farmasi

Farmasis memiliki peran penting dalam pemantauan terapi teofilin, termasuk perhitungan dosis individual, interpretasi hasil kadar serum, dan identifikasi potensi interaksi obat. Implementasi layanan farmasi klinis dalam pemantauan terapeutik dapat meningkatkan kualitas perawatan pasien dengan status asmatikus. Edukasi kepada tenaga kesehatan lain mengenai pentingnya pemantauan dan penyesuaian dosis teofilin juga merupakan bagian penting dari peran farmasis.

Interaksi Obat

Teofilin diketahui berinteraksi dengan berbagai obat seperti antibiotik makrolida, fluoroquinolon, dan antikonvulsan yang dapat mempengaruhi metabolisme teofilin melalui enzim CYP450. Interaksi ini dapat meningkatkan atau menurunkan kadar teofilin serum, sehingga meningkatkan risiko toksisitas atau menurunkan efektivitas terapi. Oleh karena itu, penilaian regimen obat pasien secara menyeluruh diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengelola interaksi potensial.

Pengaruh Kesehatan

Pemantauan kadar teofilin serum secara teratur dapat mencegah efek samping serius dan memastikan kontrol gejala asma yang optimal. Dengan menghindari kadar teofilin yang terlalu tinggi, risiko toksisitas seperti gangguan irama jantung dan kejang dapat diminimalkan. Sebaliknya, dengan mencegah kadar subterapeutik, pasien dapat terhindar dari serangan asma yang tidak terkontrol, meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi beban biaya perawatan kesehatan.

Kesimpulan

Penelitian ini menegaskan pentingnya pemantauan kadar teofilin serum pada penderita status asmatikus yang menerima terapi teofilin injeksi. Variasi individu dalam farmakokinetika teofilin memerlukan pendekatan terapi yang dipersonalisasi untuk memastikan efektivitas dan keamanan. Peran farmasis dalam pemantauan dan penyesuaian dosis teofilin sangat vital dalam meningkatkan hasil klinis pasien

 

it-team-7