Studi Derajat Pencemaran Timbal dalam Air Seni Karyawan Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU) di Surabaya: Implikasi Kesehatan dan Farmasi
Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan derajat pencemaran timbal (Pb) dalam air seni karyawan SPBU di Surabaya sebagai indikator paparan logam berat akibat aktivitas kerja. Sampel air seni diambil dari karyawan yang telah bekerja minimal dua tahun. Analisis kadar timbal dilakukan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA). Validasi metode mencakup parameter linearitas, akurasi, presisi, limit deteksi (LOD), dan limit kuantifikasi (LOQ) untuk memastikan keakuratan hasil. Kuesioner juga digunakan untuk mengumpulkan data terkait durasi paparan, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan kebiasaan hidup sehat.
Hasil Penelitian Farmasi
Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar timbal dalam air seni sebagian besar karyawan SPBU melebihi batas normal yang direkomendasikan WHO, yaitu 5 µg/L. Rata-rata kadar timbal mencapai 15 µg/L, dengan karyawan yang tidak rutin menggunakan APD menunjukkan kadar lebih tinggi. Selain itu, karyawan yang bekerja di area pengisian bahan bakar tanpa sirkulasi udara memadai memiliki risiko pencemaran lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang bekerja di area dengan ventilasi baik.
Diskusi
Peningkatan kadar timbal dalam air seni karyawan SPBU di Surabaya menunjukkan adanya paparan signifikan terhadap logam berat. Timbal berasal dari bahan bakar yang menguap selama proses pengisian atau perawatan kendaraan. Paparan kronis dapat menyebabkan akumulasi dalam tubuh, yang berisiko mengganggu fungsi ginjal, sistem saraf, dan pembentukan darah. Temuan ini menegaskan pentingnya pemantauan rutin kesehatan karyawan dan upaya pengendalian lingkungan kerja untuk meminimalkan risiko.
Implikasi Farmasi
Dalam konteks farmasi, penelitian ini menyoroti perlunya pengembangan strategi detoksifikasi timbal bagi individu yang terpapar secara kronis. Produk farmasi seperti kelator logam, misalnya kalsium EDTA atau D-penisilamin, dapat digunakan untuk mengurangi kadar logam berat dalam tubuh. Selain itu, suplemen nutrisi yang mendukung fungsi ginjal dan hati, seperti antioksidan dan vitamin C, dapat membantu memitigasi dampak paparan timbal.
Interaksi Obat
Kehadiran timbal dalam tubuh dapat memengaruhi metabolisme obat tertentu, terutama yang dimetabolisme di hati. Selain itu, penggunaan kelator logam dapat mengganggu penyerapan mineral penting seperti kalsium dan zat besi. Oleh karena itu, terapi detoksifikasi perlu disertai dengan pemantauan ketat untuk mencegah kekurangan nutrisi esensial.
Pengaruh Kesehatan
Paparan timbal yang tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan fungsi ginjal, anemia, dan kerusakan neurologis. Pada karyawan SPBU, risiko ini semakin tinggi akibat paparan kronis dalam jangka panjang. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran akan pentingnya APD dan perbaikan lingkungan kerja dengan ventilasi yang memadai sangat diperlukan untuk melindungi kesehatan karyawan.
Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa karyawan SPBU di Surabaya mengalami pencemaran timbal yang signifikan, dengan kadar yang melebihi ambang batas normal. Hal ini menyoroti perlunya intervensi untuk mengurangi paparan timbal melalui penggunaan APD, pemantauan kesehatan rutin, dan peningkatan ventilasi di tempat kerja. Implikasi farmasi dari penelitian ini mencakup pengembangan terapi detoksifikasi dan dukungan nutrisi untuk mengurangi dampak kesehatan akibat paparan timbal. Penanganan holistik dan kolaborasi antarprofesi diperlukan untuk meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan karyawan di lingkungan kerja berisiko tinggi